Sabtu, 16 Februari 2013

Abstrak Karya Tulis Akhir

INSIDENSI DAN KARAKTERISTIK HEPATOTOKSISITAS OBAT ANTITUBERKULOSIS DENGAN DAN TANPA INFEKSI HIV DI BANDUNG PERIODE JUNI–OKTOBER 2012 

Agung Firmansyah (1), Ali Djumhana (2), Rudi Wisaksana (3), Rachmat Sumantri (4) 

1. Residen ilmu Penyakit Dalam, FK Universitas Padjadjaran, RSUP Dr.Hasan Sadikin, Bandung, Indonesia
2. Divisi Gastroenterohepatologi Departemen Penyakit Dalam, FK Universitas Padjadjaran, RSUP Dr.Hasan Sadikin, Bandung, Indonesia
3. Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam, FK Universitas Padjadjaran, RSUP Dr.Hasan Sadikin, Bandung, Indonesia
4. Divisi Hemato-onkologi Departemen Penyakit Dalam, FK Universitas Padjadjaran, RSUP Dr.Hasan Sadikin, Bandung, Indonesia


Latar Belakang. Hepatotoksisitas merupakan efek samping pengobatan tuberkulosis (Tb), biasanya disebabkan oleh obat antituberkulosis (OAT) lini pertama dan hal ini merupakan tantangan serius dalam menghadapi pengobatan Tb. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian dan karakteristik hepatotoksisitas OAT pada pasien Tb dengan dan tanpa infeksi HIV.

Metode. Penelitian epidemiologi klinik yang bersifat deskriptif observasional dilakukan pada pasien yang mendapat terapi OAT di RS Dr.Hasan Sadikin dan RS Bungsu Bandung periode Juni–Oktober 2012. Diagnosis hepatotoksisitas OAT ditegakkan berdasarkan kriteria WHO. Data yang diambil yaitu jenis kelamin, usia, jenis Tb, Indeks Massa Tubuh, kadar albumin, infeksi HIV, HBsAg, Anti-HCV, hemoglobin (Hb), Total Lymphocyte Count (TLC), riwayat konsumsi alkohol dan obat-obat lain.

Hasil. Terdapat 120 pasien yang dianalisis, yaitu 12 pasien dengan koinfeksi HIV dan 108 pasien tanpa koinfeksi HIV. Seluruh pasien mendapat terapi OAT lini pertama. Kejadian hepatotoksisitas OAT keseluruhan sebanyak 23,3% (28 dari 120 pasien), terdiri dari 9 pasien dengan infeksi HIV (50%) dan 19 pasien tanpa infeksi HIV (18,6%). Kejadian hepatotoksisitas OAT pada kedua kelompok terjadi paling sering pada dua minggu pertama pengobatan, yaitu 66,7% pada pasien dengan infeksi HIV dan 78,9% pada pasien tanpa infeksi HIV. Berdasarkan analisis subgrup, terdapat perbedaan karakteristik dalam hal proporsi jenis kelamin, IMT, albumin, Hb, TLC, Anti HCV, dan konsumsi alkohol antara pasien dengan dan tanpa infeksi HIV.

Kesimpulan. Kejadian hepatotoksisitas OAT pada pasien Tb dengan infeksi HIV cenderung lebih tinggi dibandingkan tanpa infeksi HIV. Kekurangan penelitian ini tidak menganalisis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan hepatotoksisitas OAT karena kurangnya jumlah sampel pada kelompok HIV. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor risiko kejadian hepatotoksisitas OAT pada pasien Tb dengan dan tanpa infeksi HIV.

Kata kunci : Tuberkulosis, HIV, hepatotoksisitas OAT


Related Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar