Kamis, 07 Maret 2013

Gaya Hidup Sehat Pasien DM

Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani selama beberapa waktu (2-4 minggu). Apabila kadar glukosa darah belum mencapai sasaran, dilakukan intervensi farmakologis dengan obat anti diabetik dan atau suntikan insulin. Pada keadaan tertentu, OHO dapat segera diberikan secara tunggal atau langsung kombinasi sesuai indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, stress berat, berat badan yang menurun dengan cepat, adanya ketonuria, insulin dapat segera diberikan. Pengetahuan tentang pemantauan mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia dan cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien, sedangkan pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri setelah mendapat pelatihan khusus. 

Pilar Penatalaksanaan DM
1. Edukasi
2. Terapi gizi medis
3. Latihan jasmani
4. Intervensi farmakologis

1. Edukasi 
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi pasien dalam menuju perubhan perilaku. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensif dan upaya peningkatan motivasi. 

Promosi perilaku sehat merupakan faktor penting pada kegiatan pelayanan kesehatan. Untuk mendapatkan hasil pengelolaan diabetes yang optimal dibutuhkan perubahan perilaku. Perlu dilakukan edukasi bagi pasien dan keluarga untuk pengetahuan dan peningkatan motivasi. Hal tersebut dapat terlaksana dengan baik melalui dukungan tim penyuluh yang terdiri dokter, ahli diet, perawat dan tenaga kesehatan lain. 

Perilaku sehat penyandang diabetes 
Tujuan perubahan perilaku adalah agar penyandang diabetes dapat menjalani pola hidup sehat. Perilaku yang diharapkan adalah: 
· Mengikuti pola makan sehat 
· Meningkatkan kegiatan jasmani 
· Menggunakan obat diabetes dan obat-obat pada keadaan khusus secara aman, teratur 
· Melakukan pemantauan gluksa darah mandiri 
· Melakukan perawatan kaki secara berkala 
· Memilki kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut dengan teapt 
· Memiliki ketrampilan mengatasi masalah sederhana dan mau bergabung dengan kelompok penyandang diabetes serat mengajak keluarga untuk mengerti pengelelolaan penyandang diabetes 
· Mampu memanfaatkan failitas pelayanan kesehatan yang ada 

2. Terapi Gizi 
· Terapi gizi medis merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara total dari seluruh tim, yakni dokter, ahli gizi, petugaskesehatan yang lain, dan pasien sendiri). 
· Setiap penyandang diabetes sebaiknya mendapatkan terapi gizi 
· Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. 

Komposisi Makanan yang dianjurkan: 
Karbohidrat 
· Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi 
· Pembatasan karbohidrat total < 130 g/hari tidak dianjurkan 
· Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi. 
· Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes dapat makan sama dengan makanan keluarga yang lain 
· Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi 
· Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak melebihi batas aman konsumsi harian 
· Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari. Kalau diperluka dapat diberikan makanan selingan buah atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari. 

Lemak 
· Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori. Tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi. 
· Lemak jenuh < 7% kebutuhan kalori 
· Lemak tidak jenuh ganda < 105, selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal. 
· Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain: daging berlemak dan “whole milk” 
· Anjuran konsumsi kolesterol < 300 mg/hari. 

Protein 
· Dibutuhkan sebesar 10-20% total asupan energi 
· Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi, dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produuk sus rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, tempe. 
· Pada protein dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kgbb/hari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65% hendaknya bernilai biologik tinggi 

Natrium 
· Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes sama dengan anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 6-7 g (1 sendok teh) garam dapur. Bila hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400 mg garam dapur 
· Sumber natrium antara lain garam dapur, vetsin, soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit. 

Serat 
· Seperti halnya masyarakat umum penyandang diabetes dianjurkan mengkonsumsi cukup serat dari kacang-kacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat, karena mengandung vitamin, mineral, serat, dan bahan lain yang baik untuk kesehatan. 
· Anjuran konsumsi serat adalah ± 25 g/ 1000 kkal/hari. 

Pemanis alternatif 
· Pemanis dikelompokkan menjadi pemanis begizi dan pemanis tak bergizi. Termasuk pemanis bergizi adalah gula alkohol dan froktosa 
· Gula alkohol antara lain isomalt, lactilol, maltilol, mannitol, sorbitol, dan xylitol. 
· Dalam penggunaannya, pemanis bergizi perlu diperhitungkan kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari. 
· Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang diabetes karena efek samping pada lemak darah. 
· Pemanis tak bergizi termasuk aspartam, sakarin, acesulfame potassium, sukralose, neotome. 
· Pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman. 

Kebutuhan Kalori 
· Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penyandnag diabetes. Diantaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kgbb ideal di tambah atau dikurangi bergantung pada berbagai faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, berat badan, dll. Perhitungan berat badan ideal dengan rumus Broca : Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg. 

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain: 
· Jenis kelamin : wanita 25 kal/kgbb dan pria 30 kal/kgbb 
· Umur : pasien > 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi 5% untuk usia 40-59 tahun, dikurangi 10% untuk usia 60-69 tahun dan dikrangi 20% bila > 70 tahun. 
· Aktivitas fisik dan pekerjaan : penambahan 10% pada keadaan istirahat, 20% bila aktivitas ringan, dan 30% dengan aktivitas sedang, dan 50% dengan aktivitas sangat berat. 
· Berat badan : bila kegemukan dikurangi 20-30%, bila kurus ditambah 20-30%. 
· Makanan sejumlah kaloi tersebut dibagi dalam 3 porsi besar unttuk makan pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%). 

3. Latihan Jasmani 
Latihan jasmani harus dilakukan secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit) di samping kegiatan harian. Latihan jasmani dapat mengurangi berat badan dan menambah sensitivitas terhadap insulin. Latihan jasmani yang dianjurkan adalah yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. 

Poin 4 akan dibahas pada penatalaksanaan DM tipe 1 dan tipe 2

Related Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar